Workshop Kurikulum: Implementasi Kampus Merdeka Belajar Bagian Kedua

Sebagai upaya untuk mewujudkan implementasi kampus merdeka belajar, maka prodi fisika dan pendidikan fisika UNJ bersama-sama kembali mengadakan workshop kurikulum kampus merdeka belajar bagian kedua pada hari Senin 2 November 2020 secara daring online melalui media zoom yang dipandu oleh Dr. Esmar Budi. Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop minggu lalu dan juga secara resmi dibuka oleh Dekan FMIPA Dr. Adisyahputra. Selain itu, uraian yang dipaparkan oleh narasumber dimoderatori oleh Dr. Esmar Budi. Narasumber yang mempresentasikan implementasi kampus merdeka belajar kali ini adalah Dr. Lia Yuliati, perwakilan dari pusat pengembangan kurikulum dan pendidikan (P2KP) LP3 Universitas Negeri Malang (UM). Dalam paparannya, beliau mempresentasikan bentuk implementasi kampus merdeka di UM.

 

Implementasi dari kurikulum kampus merdeka belajar di kampus UM ini secara umum mengikuti alur pengambilan mata kuliah seperti yang telah dijelaskan pada workshop minggu lalu. Apabila direview kembali, implementasi kampus belajar di UM memperbolehkan  mahasiswa untuk mengambil mata kuliah sebanyak 20 SKS dalam 1 semester di luar prodi pada perguruan tinggi (PT) yang sama. Selain itu, mahasiswa juga diperbolehkan untuk mengambil mata kuliah maksimum 20 SKS dalam 2 semester di prodi yang sama tetapi berbeda PT, di prodi yang berbeda dan PT yang berbeda, atau pembelajaran di luar PT. Secara umum, perkuliahan kampus merdeka belajar mempunyai 8 bentuk, yaitu pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar, penelitian, proyek kemanusiaan, wirausaha, proyek independen, dan kuliah kerja tematik.

 

Namun demikian, UM menambahkan beberapa kebijakan baru terkait kurikulum kampus merdeka belajar, yaitu

  1. membangun reformasi paradigma dan pendekatan pendidikan, serta pembelajaran di UM
  2. melakukan perubahan kurikulum secara massif di tingkat program studi untuk seluruh jenjang (D3, S1, S2, dan S3)
  3. menetapkan kebijakan berupa peraturan rektor untuk mendukung perubahan kurikulum dan implementasinya
  4. memfasilitasi sarana pendukung implementasi kurikulum yang terintegrasi dengan Siakad dalam bentuk Sipejar

 

Di sisi lain, ada tiga pendekatan utama yang diterapkan oleh UM untuk mendukung kurikulum kampus merdeka belajar ini, yaitu

  1. pendekatan kapabilitas sebagai pendekatan dalam pengembangan kurikulum
  2. pendekatan transdisipliner sebagai pendekatan dalam pengelolaan kurikulum
  3. pendekatan belajar berbasis kehidupan sebagai pendekatan dalam belajar dan pembelajaran

 

Sebagai contoh paket merdeka belajar dalam bentuk pertukaran pelajar yang diterapkan oleh UM mengambil tiga bentuk, yaitu

  1. model pertukaran mahasiswa mode penuh, yaitu mahasiswa mengambil 20 SKS mata kuliah dalam satu semester di perguruan tinggi di luar UM
  2. model pertukaran mahasiswa mode kombinasi, yaitu mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah 12-14 SKS di luar UM, sedangkan sisa mata kuliahnya diambil di dalam UM. Total mata kuliah ini berjumlah 20 SKS
  3. model pertukaran mahasiswa mode berjenjang, yaitu mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah sebanyak 4 SKS di luar UM, sedangkan sisa mata kuliahnya diambil di dalam UM. Total mata kuliah ini berjumlah 10 SKS

 

Paparan-paparan ini nantinya akan digunakan oleh prodi fisika dan pendidikan fisika UNJ untuk menentukan arah kurikulum merdeka belajar yang akan dilaksanakan beberapa tahun ke depan.

 

 

Written by