Top

Jakarta – Senin (30/7). Program Studi Pendidikan Kimia mengadakan Studium Generale di Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia. Untuk menambah wawasan baru yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, tentunya pada bidang pendidikan, dengan tema “Increasing Students Interest in Learning STEAM through 3C’s Mindset Building” dihadiri oleh Koordinator Program Studi dan Dosen Kimia serta lebih dari 100 orang peserta Mahasiswa S-1 Program Studi Kimia dan Pendidikan Kimia angkatan 2016-2017 dan Mahasiswa S-2 Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2015-2017. Kegiatan ini menghadirkan Justinus A. B. Satrio, Ph. D, seorang Professor of Chemical Engineering di Villanova University, Pennsylvania, USA sebagai pembicara.

Acara diawali dengan sesi sharing oleh Dr. Yusmaniar, M. Si. dan dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Dr. Maria Paristiowati, M. Si. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia. Studium generale yang berlangsung pada pukul 10.00 ini dimoderatori oleh Dra. Tritiyatma H., M. Si dan diawali dengan memperkenalkan Villanova University mengenai lokasi, jurusan, serta kelebihan berkuliah di sana. Beliau juga menjelaskan learning about 3C’s mindset-learning EML (Entrepreneurial Mindset Learning) atau mengembangkan kemampuan berpikir wirausaha.  Pembelajaran harus dilakukan dengan pendekatan student centered, dengan model problem based learning dan siswa belajar secara berkelompok. Secara teori, siswa mengingat konsep yang dipelajari setelah 1 tahun belajar, 5 tahun belajar hanya sebesar 2%. Sehingga pembelajaran yang harus diberikan oleh seorang guru adalah pembelajaran yang membangun karakter sehingga seseorang mempunyai kesempatan dalam hidup dengan rasa ingin tahu, kreativitas, percaya diri, dan haus akan pengetahuan yang akan tumbuh setiap harinya.

Hidup adalah proses belajar, setiap orang belajar untuk hidup, dan akan berhenti hidup jika dia tidak belajar lagi. Selanjutnya penjelasan mengenai STEM (Science, Technology, Engineering and Math), yaitu pola berpikir kritis dalam pemecahan masalah. Mengapa harus belajar STEAM? Prof. Justinus berujar bahwa Indonesia perlu perubahan yang mendasar, terutama pendidikan yang mampu meningkatkan minat siswa dalam belajar. Entrepreneurial Mindset yang dibutuhkan siswa adalah bukan tentang kemampuan saja, tetapi tentang cara berpikir. Siswa akan menemukan kesuksesan dan pemenuhan pribadi ketika mereka memasangkan keterampilan mereka dengan pola pikir untuk menciptakan nilai luar biasa bagi orang lain. Mindset yang harus dikembangkan oleh siswa adalah Curiosity, Connections, dan Creating Value. EML merupakan suatu tantangan bagi siswa karena mengajarkan bagaimana siswa mengidentifikasi masalah dan menghubungkan apa yang dipelajari di dalam kelas dengan kehidupan nyata, dengan cara memberikan hal yang relevan.

Selanjutnya pada sesi tanya jawab, pertanyaan pertama diajukan oleh salah seorang mahasiswa Pendidikan Kimia semester 4, Fadhilah Arifin. Ia menanyakan bagaimana menemukan pelajaran yang relevan yang sesuai dengan peserta didik? Dalam menjawab pertanyaan ini Prof. Justinus menjelaskan bahwa pendidik harus memberikan pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Learning sehingga membuat siswa thinking outside the box dan membuat siswa menjadi tertarik mencari solusi apa saja dari satu masalah tersebut. Pertanyaan selanjutnya dari Azizah, yakni bagaimana cara guru menilai siswa, apakah dari produk yang dihasilkan atau proses yang dicapai? Prof. Justinus berpendapat bahwa guru perlu melakukan penilaian dari sisi teknik yang tepat dan EML dimasukkan ke dalam nilai tambahannya contohnya seperti presentasi.

Tengah

Studium generale yang berlangsung selama 3 jam ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada Prof. Justinus yang diberikan oleh Dr. Maria Paristiowati, M. Si. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia dan sesi foto bersama peserta. [DL]

[easingslider id=”610″]

Similar Posts