Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan siswa agar dapat mengembangkan konsep dan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah Model Means Ends Analysis (MEA). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dan pembelajaran konvensional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober di SMP Negeri 217 Jakarta pada kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik two stage random sampling. Langkah pertama dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih tiga kelas yang diajar oleh satu orang guru yang sama. Langkah kedua dengan menggunakan cluster random sampling untuk menentukan kelas yang akan menjadi sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen (model pembelajaran Means Ends Analysis) dan kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Kedua kelas tersebut dipilih berasal dari populasi yang berdistribusi normal, homogen, dan memiliki kesamaan rata-rata. Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Tes tersebut berbentuk soal uraian sebanyak 4 soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t dengan varians sama pada taraf signifikansi ƒ¿ = 0,05 diperoleh nilai .............=2,020, sedangkan nilai ............=1,667, maka .............>............ sehingga H0 ditolak. Oleh karena tolak H0, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP Negeri di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur pada materi persamaan linear dua variabel antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Means Ends Analysis dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, berdasarkan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa di SMP Negeri 217 Jakarta pada materi sistem persamaan linear dua variabel yang belajar dengan model pembelajaran Means Ends Analysis lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.