Image of Uji Ketahanan Nilam terhadap Synchytrium pogostemonis Penyebab Penyakit Budok dan Potensi Pengendaliannya dengan Pestisida Nabati

Text

Uji Ketahanan Nilam terhadap Synchytrium pogostemonis Penyebab Penyakit Budok dan Potensi Pengendaliannya dengan Pestisida Nabati



Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Kendala utama dalam budidaya tanaman nilam adalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) yang salah satunya yaitu kapang Synchytrium pogostemonis penyebab penyakit budok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari varietas tahan dari tiga varietas nilam (Sidikalang, Patchoulina 1 dan Patchoulina 2) terhadap penyakit budok dan mengetahui efektivitas dari formula tunggal dan campuran minyak mimba dan seraiwangi terhadap kejadian penyakit budok dan pengaruhnya pada pertumbuhan nilam. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Desember 2017 di kebun percobaan Cimanggu, Balai Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) dan rumah kawat Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini terdiri dari dua macam percobaan: 1) Uji ketahanan tiga varietas nilam terhadap penyakit budok dan 2) Uji efektivitas minyak atsiri formula tunggal maupun campuran mimba dan seraiwangi sebagai pestisida nabati terhadap penyakit budok. Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dengan dua variabel bebas yaitu tiga varietas nilam dan dua metode infeksi (penyiraman dan perendaman akar). Pada percobaan kedua menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok. Tanaman nilam disemprot dengan menggunakan formula tunggal (mimba 0.5% dan seraiwangi 0.5%) maupun campuran dari minyak atsiri mimba dan seraiwangi konsentrasi 0.25; 0.50; dan 0.75 %. Keterjadian penyakit dan pertumbuhan nilam (tinggi tanaman, jumlah cabang) dievaluasi setiap dua minggu. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa varietas Patchoulina 1 lebih rentan terhadap penyakit budok karena menimbulkan keterjadian penyakit hingga 20%. Sedangkan diantara minyak atsiri yang diujikan, formula minyak atsiri campuran (mimba + seraiwangi) konsentrasi 0.5% lebih efektif dalam mengurangi penyakit budok, namun efektivitasnya masih lebih rendah dibandingakan dengan perlakuan fungisida benomil 0,3% dan bubur bordo 0,1%. Aplikasi formula minyak atsiri tidak mempengaruhi pertumbuhan nilam secara signifikan. Oleh karena itu, formula campuran (mimba + seraiwangi) 0,5% dapat digunakan untuk mengontrol penyakit budok pada tanaman nilam.


Ketersediaan

B2518007B25.18 007Perpustakaan FMIPA Universitas Negeri JakartaTersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Baca di Tempat

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
B25.18 007
Penerbit Program Studi Biologi; Fakultas MIPA UNJ : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
3425131038
Klasifikasi
B25.18
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this