Hendy Santoso dengan hadiah dan tropi dari Juara 3 Lomba Microteaching
Mahasiswa Jurusan Kimia UNJ, terutama Program Studi Pendidikan Kimia, kembali unjuk gigi dalam lomba-lomba tingkat nasional. Hal ini dibuktikan oleh Hendy Santoso, mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia 2012 yang berhasil meraih juara lomba microteaching untuk mahasiswa Pendidikan Kimia se-Indonesia di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta pada 30 Mei lalu.
Hendy, Astika, dan Serfika dari Program Studi Pendidikan Kimia UNJ
Dari 40 peserta lomba, ada 3 mahasiswa UNJ yang ikut dalam lomba tersebut, yakni: Astika Rahayu, Serfika Rahmawati, dan Hendy Santoso. Hendy mendapat juara ketiga dengan poin 90, “Poin kita hanya berbeda setengah dari juara 2 (90,5). Saya kalah di RPP karena RPP saya hanya 9 lembar, sedangkan yang lain bisa 20-30 lembar.” Begitu penuturan Hendy setelah pengumuman juara pada 30 Mei lalu.
Lomba Microteaching ini dilaksanakan dalam rangkaian acara Milad Universitas Islam Indonesia ke-72. Masih ada beberapa kegiatan lain, yakni: Seminar Internasional ISCE (International Seminar on Chemical Education), Launching Program Studi Pendidikan Kimia, Workshop Standarisasi Laboratorium Microteaching, Lomba Microteaching untuk Guru-Guru Kimia SMA/SMK/MA, Lomba Microteaching untuk Mahasiswa Pendidikan Kimia se-Indonesia, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja untuk Siswa-Siswa SMA/SMK/MA.
Berdasarkan pemaparan Hendy, dengan mengikuti lomba ini, Ia menjadi lebih tahu tentang teknik pengajaran di Universitas lain dan sudah tahu dasar-dasar microteaching, serta dapat melihat langsung tentang bagaimana cara-cara dalam mengelola kelas yang baik. “Terima kasih untuk UIN Sunan Gunung Djati (Tata, Isma, Taskin, dan Rahmi) yang telah membantu mempersiapkan microteaching saya.” Begitu ujar Hendy menyampaikan rasa terima kasihnya.
Di akhir perbincangan, Hendy memberikan pesan untuk teman-teman dan adik-adik tingkatnya untuk yang ingin ikut lomba microteaching agar mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari dan jangan cepat berputus asa jika belum mendapat juara karena kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, masih ada hari esok yang menunggu kita. “Salam anak kimia, anak pendidikan juga bisa berprestasi.” Begitu Ia menutup diskusi singkat itu. [el.]
