GCL adalah program kolaboratif yang melibatkan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), King Mongkut’s University of Technology Thonburi (KMUTT), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dan Ritsumeikan University. Program ini diikuti oleh 41 mahasiswa dari Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Jepang, dan berlangsung pada 2-8 Agustus 2024 di KMUTT, Thailand. Tema yang diusung dalam program ini adalah “Design Thinking and Internet of Things Innovation Challenge,” di mana peserta memiliki kesempatan untuk menerapkan Design Thinking dan Internet of Things (IoT) dalam menyelesaikan masalah. Universitas Negeri Jakarta mengirimkan 12 delegasi yang didampingi oleh Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia UNJ sekaligus Pimpinan Program GCL. Edith Allanas, M.Pd. beserta 2 Teaching Assistant yaitu Talitha Erinna dan Lauzer Zeral turut membantu terlaksananya program GCL 2024. Berikut daftar nama mahasiswa yang menjadi delegasi UNJ:

No Nama
1 Ferly Saskia Agustin
2 Layla Apriliani
3 Zahra Aulia
4 Haya Satirah Hanin
5 Rizky Saputra
6 Chairunnisa Nur Amanda
7 Ameliana Shakila Septiana
8 Azzahra Nabila
9 Nasywa Fauziah Thahirah
10 Indyka Athaya Mondri
11 Nabila Anissa Putrie
12 Asyifa Siti Syailendra

Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas, dengan latar belakang studi dan budaya yang beragam. Hal ini memberi mereka peluang untuk berkolaborasi lintas disiplin ilmu dan mempelajari budaya baru. Dalam program ini, para peserta ditugaskan untuk menyelesaikan masalah di perpustakaan dengan menerapkan metode Design Thinking, yang terdiri dari lima tahap: emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Mereka melakukan wawancara dengan pengunjung perpustakaan umum untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Informasi yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan dianalisis pada tahap define, di mana peserta juga menentukan masalah yang akan diselesaikan. Design statement disusun sebagai ide awal dalam menyelesaikan masalah tersebut. Melalui brainstorming, setiap anggota kelompok mengembangkan ide sebelum menyusun prototype. Ide-ide tersebut divisualisasikan di atas kertas dan dijelaskan kepada seluruh anggota kelompok. Setelah solusi ditentukan, peserta menyusun prototype dengan memanfaatkan IoT. Prototype yang telah selesai dipresentasikan kepada tim juri dan petugas perpustakaan yang turut diundang untuk menilai hasil karya para peserta. Peserta menciptakan karya yang kreatif dan inovatif sebagai solusi dari permasalahan yang ada di perpustakaan. Salah satu karya yang dihasilkan adalah alat yang dapat digunakan untuk peminjaman buku secara otomatis.

Tahapan dalam Design Thinking ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk meningkatkan kemampuan observasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan komunikasi mereka. “Mengikuti program GCL meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya, dan saya juga mendapatkan teman baru dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, dan Jepang. Saya juga mempelajari hal-hal baru tentang Design Thinking dan cara menggunakan IoT,” -Layla, salah satu peserta GCL 2023 dan 2024. Setelah mengikuti program GCL 2024 ini, peserta diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama program ketika kembali ke negara asal mereka. Mereka juga diharapkan dapat berbagi ilmu yang telah didapatkan kepada lingkungan sekitar.

Similar Posts