Pemberdayaan Perempuan dalam Pekerjaan dibidang STEM: Program Workshop oleh USAID HEPI dan Dow Bekerja Sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia
Oleh: Nailah Tharik Baeshin
Kamis, 21 November 2024.
“…a woman can be a good mother and a good employee at the same time.” -Yena Sari Margono, marketing manager Southeast Asia, Dow coating materials.
Gap atau ketidaksetaraan yang terjadi pada relasi kekuasaan kerja dibidang STEM antara wanita dan pria masih sangat tinggi. Wanita hanya diposisikan sebagai sub-ordinat dari pria hanya karena jenis kelaminnya yang perempuan. Hal ini dipicu adanya diskoneksi teknologi, sehingga wanita tidak memiliki akses untuk menguasai bidang ini. Dan jika dikerucutkan, maka puncak permasalahan ini bermula akibat adanya stereotip negatif terhadap wanita. Di mana wanita tidak mampu menjadi pemimpin karena sifat kelemahlembutannya, seperti yang dikatakan oleh Wafa Daher, direktur Global Operations and Engineering Boeing, “…she is just being emosional.”
Dengan adanya kesenjangan ini, USAID (United States Agency for International Development) HEPI (Higher Education Partnerships Innitiative) dan Dow membuat program untuk menemukan bagaimana peran wanita dibidang teknik dan sains menciptakan perubahan untuk masa depan. Hybrid workshop yang mengusung tema Her Power in STEM: Advancing Sustainability for the Future ini, dihadiri oleh beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Diantara yang hadir ialah, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta), dan Universitas Esa Unggul. Selain peserta yang hadir mewakili instansi perguruan tinggi, juga terdapat peserta individual. Pada kesempatan ini, delegasi UNJ diwakili oleh dosen rumpun kimia, yaitu Edith Alanas, M.Pd., Elsa Vera Nanda, S. Pd., M. Si., dan Ika Keumala Fitri, M. Si., serta 20 mahasiswa UNJ rumpun kimia.
Acara yang bertempat di Pacific Place Mall lantai tiga ini diadakan pada hari Kamis, 21 November 2024. Acara ini dimulai pada pukul 13.00 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), untuk melakukan registrasi, dilanjut kegiatan pembukaan oleh USAID dan Dow pada pukul 13.30 WIB, pukul 13.45 WIB dilakukan talkshow dan sesi tanya jawab terkait talkshow. Talkshow ini mengundang empat pembicara hebat, yaitu Ferry Ferdian yang merupakan manajer Cilegon Plant, Yenna Sari Margono yang merupakan manajer marketing Dow Coating Materials, Wafa Daher yang merupakan direktur Global Operations & Engineering, Boeing, dan Rina Suryani yang merupakan Corporate Social Responsibility Leader, IBM Indonesia. Kegiatan talkshow ini memberikan banyak wawasan dari keahlian dan pengalaman mereka serta memberikan afirmasi positif berupa kalimat-kalimat penyemangat kepada para peserta, mostly perempuan, untuk tetap semangat mengejar impian.
“With these program of HERoes innovation, I really hope that it can help the students to demonstrate strategic thinking, creativity, innovative, and sustainable problem solving which critical to achieve outstanding performance. So, when you have outstanding performance then you will have opportunity to become leader,”-Yena Sari Margono, marketing manager Southeast Asia, Dow coating materials.
Dalam talkshow ini juga digambarkan sudut pandang lain mengenai ‘stereotip negatif’ terhadap wanita. Jika Yenna Sari Margono dan Wafa Daher memberikan pengalaman berupa perjuangan mereka sebagai perempuan karir, maka Rina Suryani memberikan pandangan lain kepada para peserta terhadap pengalaman kerjanya. Pada intinya, streotip negatif itu ada sebab wanita itu sendiri yang ‘mengaminkan’, sebab kenyataannya semua orang memiliki kesempatan yang sama dengan kekuatan yang sama. Seperti contohnya peneliti asal Polandia, Marie Curie, yang merupakan penemu unsur radioaktif Polonium dan Radium bersama suaminya, Pierre Curie. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa Marie Curie sering mendapatkan diskriminasi gender, namun begitu, ia tetap berdedikasi dalam ilmu pengetahuan hingga menjadi perempuan pertama yang mendapat nobel, tak tanggung-tanggung, nobel tersebut diraihnya hingga dua kali.
Kisah perjuangan Marie Curie tersebut menunjukkan bahwa wanita dapat menjadi apa yang mereka mau tanpa dibatasi apapun. Diskiriminasi hanyalah secuil dari kisah perjuangan wanita, selebihnya bergantung pada apa dan bagaimana wanita menjalankan mimpinya, seperti argumentasi yang disampaikan oleh Rina Suryani, “Just pursue what you want to be in the future,” dari mindset yang dikemukakan Wafa Daher di mana ‘…no limit for our limitations’. Selain memberikan pengalaman, pembicara dalam talkshow ini juga memberikan data mengenai pekerjaan manufaktur di bidang STEM di PT Dow di 31 negara di dunia yang mencapai 104 ribu. Data ini memberikan afirmasi positif kepada para peserta untuk termotivasi supaya menjadi lulusan dengan predikat terbaik dalam bidang STEM dan turunannya. Para pembicara, secara implisit, juga memberikan wawasan mengenai kiat-kiat menjadi wanita yang memiliki bagian penting dalam pekerjaan dibidang STEM.
Kegiatan dilanjut dengan upacara peluncuran (opening ceremony) inovasi HERoes oleh Dow dan USAID HEPI dengan cara menekan tombol seremonial pada pukul 14.30 WIB. Pada pukul 14.35 WIB, dilakukan sesi tanya jawab mengenai pengiriman hasil karya inovasi. Untuk informasi lebih lanjut, mahasiswa dapat mengakses melalui scan barcode yang diberikan atau melalui Instagram resmi USAID HEPI. Kegiatan diakhiri dengan penutupan pada pukul 14.55 WIB, namun sebelum pulang, mahasiswa diarahkan untuk melihat stand booth yang disediakan Dow mengenai inovasi mereka dalam waste reduction dan waste transformation.
Salah satu inovasi mereka adalah menciptakan raw material (bahan baku) dalam pembuatan cat lokal berbasis tumbuhan, Naturalle. Dow menciptakan teknologi inovasi berbasis bio pada raw material yang digunakan pada pembuatan cat. Di mana Dow mampu menggantikan resin atau wax, yang berbasis minyak bumi, sebagai bahan dasar pembuatan cat, menjadi tanaman alami. Inovasi lainnya adalah inovasi kertas makan yang tidak lagi dilapisi plastik atau wax, melainkan menggunakan coating (pelapisan) unsur kimia pengganti plastik atau wax. Selain itu, masih banyak lagi inovasi Dow yang ada di booth stand dalam acara tersebut, seperti dalam pembuatan skincare, dan bahan baku cat tembok yang dicoating sehingga menjadi anti stain (anti noda), dengan berbagai kemungkinan noda yang memiliki raw material yang berbeda (oil based atau water based).
Dari hasil evaluasi secara kualitatif oleh peserta UNJ, didapatkan hasil di mana peserta UNJ cukup antusias dalam mengikuti kegiatan hybrid workshop ini. Melalui workshop ini, peserta mendapatkan insight baru mengenai hubungan perempuan dan dunia kerja dibidang STEM saat ini. Selain itu, peserta, yang hampir sebagian besar dihadiri oleh wanita ini, mendapat motivasi untuk tetap semangat dalam bermimpi untuk berkarier dibidang STEM. Workshop ini juga sebagai ajang shadowing career untuk para peserta wanita yang merasa mendapat banyak diskriminasi atau tekanan terkait bidang studi yang mereka tekuni saat ini. Kesimpulannya, begitu banyak benefit yang didapat dari acara ini, baik secara implisit maupun eksplisit.